Jumat, 04 Januari 2013

Sejarah Double Stick Nunchaku

Pada awal tujuh puluhan dunia perfilman maupun dunia Martial Arts (MA) dihebohkan oleh kehadiran seorang seniman MA yang bernama Lie Sao Lung atau lebih populer disebut Bruce Lee. Saat itu Bruce seakan membawa sesuatu yang baru terutama tehnik beladiri yang disebut tinju China atau Kungfu.


Selain mengenalkan Kungfu, Bruce juga memperkenalkan sebuah senjata yang cukup unik yang berupa dua bilah kayu yang dihubungkan dengan rantai atau tali yang disebut Double Stick atau Nunchaku. Saat itu para penonton film benar-benar terpesona dengan permainan nunchaku yang dilakukan oleh Bruce.

Sontak saja Nunchaku menjadi populer di mana-mana. Orang-orang pun mulai membuat sendiri senjata ini dan mencoba memainkannya. Di Indonesia pun tidak luput dari imbas Nunchaku. Bahkan ada industri yang membuat jenis senjata ini dengan bahan baku kayu kelapa yang dihubungkan dengan rantai. Di Indonesia, senjata ini dikenal dengan istilah Ruyung.

Jika menilik lebih mundur lagi, Nunchaku sebenarnya sudah dikenal jauh sebelum Bruce Lee mempopulerkannya. Dari beberapa sumber sejarah disebutkan, Nunchaku sebenarnya adalah alat untuk menumbuk padi pada masyarakat petani yang tinggal di kepulauan Ryu Kyu atau yang sekarang disebut Okinawa. Saat itu golongan petani sama sekali tak diijinkan memiliki pedang untuk membeladiri. Namun terdesak oleh kebutuhan untuk mempertahankan diri dari perampok, pencuri, atau orang jahat, para petani ini kemudian menggembangkan alat penumbuk padi menjadi sebuah senjata.

Awalnya alat penumbuk padi tersebut bentuknya tidak seperti nunchaku sekarang, namun masing-masing bilah batangnya lebih panjang, sekitar 70 cm.

Dalam perkembangannya batang tersebut menjadi pendek agar lebih mudah menyimpan atau menyembunyikannya.


Tentang asal Nunchaku itu sendiri sempat juga timbul perbedaan pendapat. Alat untuk menumbuk padi seperti Nunchaku ini sebenarnya juga ada di China. Jadi petani di kepulauan Ryu Kyu mendapat alat penumbuk padi tersebut dari daratan China. Tapi alat penumbuk padi dari daratan China sedikit berbeda dibanding alat penumbuk padi yang ada di Kepulauan Ryu Kyu. Alat penumbuk padi dari Cina memiliki batang yang tidak sama panjang. Satu bilah panjangnya lebih kurang 40 cm, sedangkan yang satu bilah lagi panjangnya sekitar 170 cm.

Ada dugaan, karena dinilai kurang nyaman, petani di Kepulauan Ryu Kyu pun memodifikasinya sehingga kedua batang bilah sama sama panjang.

Setelah fungsi sebagai alat penumbuk padi berubah menjadi senjata, tehnik permainan Nunchaku sebagai senjata pun menyebar ke berbagai kawasan, termasuk kawasan Asia Tenggara. Di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Philipina, Nunchaku kemudian dikenal dengan istilah Tabak Toyok. Salah satu yang menguasai dan mempopulerkan Tabak Toyok adalah Dan Inosanto, seorang artis MA khas Philipina, Kali. Dari Dan Inosanto inilah Bruce Lee belajar bermain Nunchaku, memainkannya dalam setiap filmnya, dan kemudian menjadi populer di seluruh penjuru dunia.

Kepopuleran Nunchaku yang memiliki daya hancur kuat, membuat Nunchaku dianggap sebagai alternatif senjata yang cukup mematikan. Terlebih bentuknya yang relatif simpel dan kecil sehingga mudah untuk disembunyikan, membuat senjata ini dinilai sebagai senjata favorit dan cukup berbahaya. Tidak sedikit para kriminal yang menjadikan Nunchaku sebagai senjata pilihannya, di samping pisau atau pistol. Karena dinilai cukup berbahaya, di beberapa negara, Nunchaku dianggap sebagai senjata ilegal, seperti misalnya di Kanada, Singapura, atau beberapa negara bagian Amerika Serikat. Dengan larangan ini Nunchaku menjadi satu-satunya senjata tumpul masuk kategori senjata berbahaya.

Meski Nuchaku dianggap senjata ilegal di beberapa negara, minat terhadap Nunchaku tidak surut. Bahkan banyak anak muda yang bukan penggemar beladiri, menjadikannya Nunchaku sebagai barang mainan. Untuk menghindari dari jeratan hukum, mereka membuat Nunchaku dari bahan bahan yang tidak berbahaya seperti dari plastik, atau pipa pralon. Mereka juga menggembangkan berbagai tehnik bermain Nunchaku. Teknik ini kemudian disebut Free Style Nunchaku. Pada teknik ini yang lebih menonjol bukan teknik untuk beladiri, namun lebih pada keindahan dan ketrampilan memainkan Nunchaku. Maka kemudian lahirlah teknik-teknik free style seperti Wrist Spin, Back Roll, Front Roll, Tornado, Huricane dan lain-lain. Dalam perkembangannya, kemudian teknik free style ini justru banyak dipelajari juga oleh para ahli beladiri yang mempelajari Nunchaku.



Anda tertarik untuk belajar Nunchaku?

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topi dan Kaos Custom

Entri Populer