Saat dilahirkan di Minnesota pada 7 Maret 1990, dokter pun menduga Abigail dan Brittany Hensel tak akan berumur panjang. Bahkan, dikira hanya bisa bertahan semalam. Namun, kembar siam langka Dicephalic Parapagusitu membuktikan, kuasa Tuhan melampui apa yang bisa diprediksi manusia.
Meski hanya punya satu tubuh dengan dua kepala, keduanya bisa hidup normal. Perkembangan mereka, dari bayi, masa kanak-kanak, tumbuh remaja, dan kini menjadi dua perempuan dewasa yang cantik, membuat kagum siapa pun.
Seperti dimuat Daily Mail, di usia ke-22, Abigail dan Brittany bahkan siap menjadi bintang sebuah reality show kehidupan mereka. Tentang bagaimana mereka berhasil lulus dari Bethel University di Minnesota, usaha mencari kerja, dan perjalanan keduanya mengelilingi Eropa bersama teman-temannya.
Acara itu bertajuk, "Abby and Brittany" yang tayang perdana pada 28 Agustus 2012.
Kedua gadis itu juga pernah memukau dunia pada 1996, saat muncul di acara The Oprah Winfrey Show dan menjadi gambar sampul Majalah Life.
Setelah itu, keduanya menyepi dari hingar-bingar, menjalani kehidupan normal bersama keluarganya di Minnesota, berusaha menjauh dari sorotan media, hingga mereka setuju tampil dalam film dokumenter untuk TLC saat berusia 16 tahun.
Seperti halnya anak kembar lainnya, Abigail dan Brittany punya kepribadian yang berbeda. Juga soal selera.
Abigail, sosok yang penuh semangat dan keras kepala. Ia suka minum jus jeruk saat sarapan. Sementara itu, Brittany, yang suka humor, lebih senang susu.
Masing-masing mengoperasikan bagian tubuh seperti tangan, kaki, dan leher di sisi berbeda. Brittany sisi kiri, saudarinya Abigail mengoperasian bagian tubuh yang kanan.
Namun, kekompakan mereka sangat luar biasa. Itu sebabnya mereka mampu hidup normal. Suatu hari, mereka bahkan membuat para dokter ternganga saat memamerkan keahlian mereka bermain piano. Keduanya juga suka olahraga: bowling, bola voli, bersepeda, softball, dan berenang.
Dua jiwa berbeda
Yang luar biasa lagi, mereka lolos uji surat izin mengemudi (SIM) saat berusia 16 tahun. Sebuah prestasi hasil kerja sama yang membingungkan banyak orang, dengan masing-masing kembar menggunakan satu tangan untuk mengontrol kemudi.
Sang ibu, Patty, yang berprofesi sebagai perawat, pun bertanya-tanya soal SIM dua putrinya itu. "Aku tak bisa menebak apa yang bakal terjadi jika mereka ditilang, karena melampaui batas kecepatan. Apakah keduanya bakal dapat surat tilang, atau hanya Abby, karena kakinya yang menginjak pedal gas?" tuturnya.
Saat menonton bioskop, Abigail dan Brittany pun punya tiket masing-masing, meski hanya satu bangku yang diduduki. Mereka juga makan di piring berbeda, salah satunya memegang garpu dan yang lainnya pisau untuk memotong makanan. Kemudian, secara bergiliran mereka menempatkan makanan di mulut masing-masing.
Jika salah satu berbuat nakal, Patty dan suaminya, Mike akan sangat berhati-hati, memarahi individu yang bertanggung jawab, meski secara otomatis ia menyeret yang lain untuk berperilaku buruk.
Meski berbeda dan "berebut" satu tubuh, Abigail dan Brittany jarang sekali bertengkar. Meski Abigail selalu ingin memimpin.
Jika salah satu merasa gatal, lainnya siap menggaruk, berhitung matematika bersama. Saat Brittany sakit pneumonia dan tak bisa menelan obat, Abigail mengajukan diri untuk menelannya, agar saudara kembarnya lebih baik.
Kala itu adalah masa-masa sulit bagi si kembar. Abigail yang bosan karena harus ikut berbaring saat Brittany sakit sempat menyinggung soal pemisahan tubuh.
Brittany yang mendengarnya nelangsa, lalu menangis. Abigail pun sibuk menenangkan, meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja dan bahwa mereka tidak akan pernah berpisah.
Bagaimana soal hubungan dengan lawan jenis?
Sempat ada laporan yang belum dikonfirmasi mengabarkan Brittany telah bertunangan. Tapi, berita itu belum terkonfirmasi.
Ini memang persoalan pelik. Bagaimana jika salah satu dari mereka menyukai seseorang, sedangkan lainnya membenci? Apakah mereka bisa memiliki anak? Atau apakah harus melakukan hubungan seksual bersama-sama, karena mereka hanya punya satu sistem reproduksi?
Namun, ayah mereka, Mike, yakin, anak perempuannya akan menikah satu hari nanti. Melanjutkan keajaiban yang terjadi dalam hidup mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar