Selasa, 30 Desember 2014

Manfaat Tanaman Pletekan untuk Kesehatan

Ruellia tuberosa, juga dikenal sebagai tanaman pletikan, pletekan, pethekan, atau ceplikan memiliki beberapa nama dalam bahasa Inggris juga, minnie root, fever root, snapdragon root and sheep potato. Artikel ini akan mengulas berbagai macam manfaat dari tanaman ini sebagai pengobatan alami.


Tanaman pletekan ini adalah spesies tanaman berbunga dalam keluarga Acanthaceae. Berasal dari Amerika Tengah tetapi sekarang telah ditemukan di banyak negara tropis di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Termasuk di Indonesia. Sekarang tanaman liar ini banyak dijumpai di semak belukar. Anak-anak suka bermain dengan polong kering yang meletup ketika dicelup dengan air. Mencapai tinggi rata-rata sekitar 25 cm di lingkungan yang lembab dan teduh. Akarnya lebih besar di tengah-tengah berbentuk agak seperti berlian.

Batang tanaman ini mengandung beberapa senyawa asam amino termasuk leusin, tirosin, valin dan Glicine. Sementara akarnya mengandung zat seperti hentriacontane, lupeol, sitosterol, stigmasterol dan campesterol. Semua bagian tanaman digunakan untuk mengobati penyakit yang berbeda, namun daun dan akarnya yang paling banyak digunakan, baik segar atau kering. Tanaman pletikan ini bersifat diuretik, pencahar dan dapat membantu membersihkan dahak, tetapi pengambilan jumlah besar dari ramuan ini dapat menyebabkan mual dan menginduksi banyak keringat.
Khasiat Tanaman Pletekan

Tanaman liar ini berkhasiat obat alami dalam membantu mengurangi peradangan, panas demam, nyeri, asma, impotensi pria, dan diabetes. Hal ini juga dapat membantu mengurangi gas dalam sistem pencernaan, dan meredakan sakit perut yang terkait. Akarnya digunakan untuk mengobati sakit perut, sakit gigi, pilek, heartburn, hipertensi, infeksi saluran kemih dan diabetes.

Secara tradisional, bubuk akar (setelah dijemur sampai benar-benar kering dibawah terik matahari) digunakan untuk menyembuhkan luka lambung dan usus dua belas jari. Akarnya juga dapat dibuat untuk mengobati batu ginjal dan infeksi saluran kemih.

Pletekan digunakan untuk mengobati diabetes tipe-1 (bergantung insulin). Daun yang ditumbuk digunakan sebagai aplikasi topikal untuk diterapkan pada luka pada kulit (diabetes basah). Ambil beberapa daunnya, cuci bersih, kemudian tumbuk halus. Terapkan pada daerah yang luka sampai benar-benar mengering.

Untuk mengobati diabetes tipe-2 (tidak bergantung insulin), orang menggunakan 75g dari daun segar (atau 25g kering) untuk membuat teh dan diminum setiap pagi dan sore hari.

Untuk hipertensi, 12 bunga segar Ruellia tuberosa (segar atau kering) yang direbus dalam satu liter air untuk membuat teh dan dikonsumsi setiap pagi dan sore hari.

Untuk peradangan pada saluran kemih atau ginjal, 75-112g seluruh batang (segar) atau 25-38g dari Ruellia tuberosa kering direbus dalam satu liter air untuk membuat teh. Kemudian, 20g serbuk tanaman dicampur dengan teh ini minum sebelum sarapan di pagi hari.

Perlu dicatat bahwa hanya tanaman Ruellia tuberosa L. telah dipelajari dalam pengobatan diabetes. Tanaman sejenis lainnya, seperti Ruellia repens L., herba ruelliae repentis, Ruellia macrosiphon kurz, herba ruelliae macrosiphonis, Ruellia patula jacq, folium et radix ruelliae patulae, Ruellia poilanei R. ben dan folium pararuelliae, belum diteliti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topi dan Kaos Custom

Entri Populer