Selasa, 24 April 2012

Iwa K, Pelopor Musik Rap di Indonesia

Karirnya sebagai rapper dimulai saat ia masih berstatus sebagai pelajar SMA. Kala itu, ia dan teman-temannya membentuk sebuah grup rap. Pilihan musiknya memang terbilang tak biasa karena saat itu musik rock tengah merajai industri musik tanah air. Namun hal itu tak mempengaruhinya untuk terus menekuni hobi dan kecintaannya pada musik rap.

Bermula dari kesenangannya ber-breakdance ria serta gaya bertutur yang begitu dinamis dan jujur membuat Iwa terpikat hingga akhirnya memilih musik asal Negeri Paman Sam itu sebagai medianya untuk berkreasi.

Jalan untuk menjadi rapper profesional mulai terbuka lebar saat anak ke-2 dari 4 bersaudara ini berkenalan dengan personil Guest Band, Macan Riupasa, Tori Sudarsono, Yudis Dwikorana, Satuya ’Nti’ M, dan Gustav. Ia berkesempatan ngerap di album grup band tersebut, "Tak Kan". Album yang rilis di tahun 1989 itu menjadi batu loncatan karir Iwa selanjutnya.

Setelah berkolaborasi dengan Guest Band, Iwa mendapat tawaran dari penyanyi asal Maluku, Melly Manuhutu untuk ngerap di album berjudul "Beatify". Usai bekerja sama dengan penyanyi lain, Iwa mulai merintis album solo perdananya. Di bawah naungan perusahaan rekaman Guest Music Pro, pria kelahiran Bandung 25 Oktober 1970 ini meluncurkan debut albumnya, "Ku Ingin Kembali" pada tahun 1993.


Gaung album perdananya memang tidak terlalu mengemuka. Baru setahun kemudian saat merilis album kedua yang bertitel "Topeng", karya Iwa mulai mendapat pengakuan. Penghargaan BASF Award 1994 untuk kategori Album RnB Terbaik menjadi bukti meningkatnya musikalitas seorang Iwa K.


Dua tahun berselang, jebolan FISIP Hubungan Internasional Universitas Parahyangan Bandung ini meluncurkan album ketiganya yang diberi tajuk "Kramotak!". Menyusul kemudian album keempat, "Mesin Imajinasi" yang rilis tahun 1998. Kedua album tersebut sama-sama mendapat respon positif dari masyarakat.


Di samping jago ngerap, pengagum Benyamin S dan Christine Hakim ini juga menyimpan bakatnya yang lain yaitu menjadi seorang presenter dengan spesialisasi acara olahraga, mulai basket hingga sepakbola. Dalam menjalani profesi barunya tersebut ia tak mau hanya sekadar menggunakan nama besarnya sebagai rapper, tapi ia membuktikan bahwa ia memang mampu membawakan acara dengan baik.

Talentanya yang luar biasa dalam memandu acara olahraga bahkan diganjar penghargaan bergengsi bagi insan televisi, Panasonic Award. Tak tanggung-tanggung, ia dinobatkan sebagai Presenter Olahraga Terbaik selama tiga tahun berturut-turut.

Di samping jago ngerap, pengagum Benyamin S dan Christine Hakim ini juga menyimpan bakatnya yang lain yaitu menjadi seorang presenter dengan spesialisasi acara olahraga, mulai basket hingga sepakbola. Dalam menjalani profesi barunya tersebut ia tak mau hanya sekadar menggunakan nama besarnya sebagai rapper, tapi ia membuktikan bahwa ia memang mampu membawakan acara dengan baik.

Selain rapper dan presenter, di tahun 1998 Iwa juga pernah tercatat sebagai aktor, yang membintangi film berjudul "Bung Jenderal" dan film layar lebar bertajuk "Kuldesak". Tahun 2002 Iwa kembali ke dapur rekaman merilis album kelimanya, Vini Vidi Vunky.

Setelah merilis album tersebut, Iwa tak lagi membuat album solo. Ia lebih banyak tampil berkolaborasi dengan musisi-musisi lain seperti grup rap Sweetmartabak dan Blackkumuh, hingga musisi dari aliran pop dan jazz seperti Ricky Jo dan Tohpati.

Pria yang hobi membaca dan bermain bowling ini mengakhiri masa bujangnya di usia yang cukup matang, 36 tahun. Iwa menikahi salah satu mantan kontestan Kontes Dangdut Indonesia (KDI) tahun 2004, Selvi Nafilah pada 4 Mei 2007. Sejoli yang berkenalan di tahun 2004 itu mengucap janji suci pernikahan di Masjid At Tin TMII.

Dengan mengenakan busana adat Sunda, Iwa dan Selvi tampak amat bahagia. Prosesi pernikahan pun berjalan lancar, sayangnya momentum indah itu tak dapat diabadikan para pemburu berita, dengan alasan agar tidak mengurangi kekhusyukan acara sakral tersebut.

Dua tahun setelah resmi menjadi suami istri, pasangan itu berkolaborasi dengan membentuk grup musik bernama Ying Yang. Tak seperti pasangan duet yang lain, Iwa dan Selvi mengusung aliran musik hip-hopdut akronim dari hip-hop dangdut, sesuai dengan latar belakang musik mereka.

Kolaborasi keduanya kemudian terangkum dalam album berjudul ’Yang Tak Terpisahkan’. Album tersebut sekaligus menandai kemunculan Iwa di panggung musik setelah sekian lama tidak menelurkan album rekaman. Dengan mengandalkan lagu berjudul ’Dunia Gila’, pasangan itu menampilkan kebolehannya masing-masing.

Meski berasal dari dua aliran musik yang berbeda, Iwa tak pernah mempermasalahkan perbedaan tersebut, justru di situlah kekuatan duo Yin Yang. "Perbedaan membuat kami semakin dekat, jadi perbedaan itu enggak aku buat masalah. Album ini kami ramu dengan cinta," ucap ayah satu anak itu.

Walaupun pada awalnya Iwa mengaku sempat kesulitan untuk mengkombinasikan antara hip hop dengan dangdut, namun pada akhirnya dengan kesabaran dan kreativitasnya, hip hop dengan sentuhan dangdut menjadi terdengar manis.

Sejak dilempar ke pasaran, album tersebut cukup mendapat tempat di hati masyarakat. Apalagi warna musik yang diusung pasangan Iwa-Selfi terbilang sesuatu yang baru dalam dunia musik tanah air. Walaupun begitu, kesuksesan itu tidak membuat Iwa terobsesi untuk membuat album solo lagi. Ia mengaku sudah amat bersyukur karena album duet tersebut bisa diterima oleh para penikmat musik.

"Kami enggak mau over obsesi. Yang penting, kami mau mewarnai lagi belantika musik Tanah Air. Syukur, enggak ada omongan negatif yang aku dengar. Bahkan, mereka (para penikmat musik) sangat setuju dengan sesuatu yang baru. Bagi mereka, ini adalah new hip-hop," kata Iwa seperti dikutip dari situs kompas.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topi dan Kaos Custom

Entri Populer