Jumat, 22 Juni 2012

Sejarah Singapura

Singapura yang dikenal sebagai negara dengan lambang singa ini merupakan negara yang maju. Berikut ini ada sedikit penjelasan mengenai sejarah Singapura.



Bagian Kerajaan Sriwijaya

Kita yang pernah belajar sejarah di sekolah pasti tahu bahwa Singapura dulunya pernah menjadi bagian Kerajaan Sriwijaya. Tepatnya, pada abad ke-14. Singapura saat itu bernama 'Temasek’ alias Kota Laut karena kondisi geografisnya.

Sang Nila Utama, seorang Raja Sriwijaya, lantas mengganti nama kota itu dengan Singapura, diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti ‘Kota Singa’. Namun, studi ilmiah menunjukkan bahwa populasi singa tidak pernah menghuni daratan Singapura. Diduga, yang sebenarnya terlihat oleh Sang Nila Utama adalah harimau.

Minimnya Sisa Arkeologis

Minimnya sisa-sisa arkeologis menyulitkan peneliti untuk mengetahui sepak terjang Singapura sejak Kerajaan Sriwijaya runtuh hingga koloni Inggris datang sekitar 1800-an. Sejumlah prasasti pernah ditemukan, namun dihancurkan oleh pihak Inggris.

Kopian abjad dari prasati tersebut hingga kini belum berhasil diterjemahkan karena bahasanya yang misterius. Namun, meski aksara itu tidak dapat dikenali, prasati tersebut menunjukkan Singapura telah lama menjadi pusat administrasi yang sibuk, jauh sebelum koloni Inggris ‘menemukan’ tempat ini.


Stamford Raffles

Pada 1818, Sir Stamford Raffles yang merupakan gubernur baru di salah satu pelabuhan Inggris, yakni di Bengkulu, berhasil meyakinkan East Indies Company (EIC) untuk mencari pelabuhan baru guna menjadi penguasa dominan di kawasan yang ada. Pelabuhan baru yang di maksud ialah pelabuhan di Selat Malaka karena pelabuhan Pangkal Pinang dinilai terlalu jauh dari Selat Malaka.

Pada 29 Januari 1819, Raffles tiba di perkampungan Melayu, muara Sungai Singapura. Pada saat itu, kondisi politik yang ada di sana sedang tidak stabil karena Tengku Abdul Rahman, pewaris Sultan Johor, dipengaruhi oleh Belanda.

Raffles akhirnya menyokong Tengku Hussein, kakak Tengku Abdul Rahman. Tengku Husein seharusnya menjadi sultan. Namun, saat ayahnya meninggal, Tengku Husein tidak ada di sana sehingga adiknya yang dijadikan sultan.

6 Februari 1819, diadakan perjanjian antara Raffless dan Tengku Husein, yakni Tengku Husein akan dibantu menjadi sultan asalkan Inggris diperbolehkan membuka pelabuhan di Singapura, tentu dengan membayar uang tahunan kepada Tengku Husein.

Singapura menjadi jajahan Inggris dari abad ke-19 hinga abad ke-20. Saat itu, Singapura menjadi bagian dari Negeri-negeri Selat (Straits Settlements) bersama Pulau Pinang dan Malaka. Singapura pun berkembang pesat menjadi pelabuhan bebas. Banyak pedagang Arab, Tiong Hoa, dan India menjadikan Singapura sebagai tempat persinggahan.

Pendirian Singapura oleh Raffles ternyata menjadi masalah. Belanda menuduh Inggris mencampuri kawasan naungannya sehingga pada 1842 di buat Perjanjian Inggris-Belanda dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Isi perjanjian tersebut yakni membagi kepulauan Malay menjadi dua. Kawasan utara yang mencakup Pulau Pinang, Malaka, dan Singapura menjadi milik Inggris. Sementara kawasan selatan menjadi kawasan Belanda.

Pendudukan Singapura oleh Jepang (1942-1945)

Jepang ingin sekali menguasai Asia Tenggara karena faktor ekonominya sehingga Singapura merupakan sasaran utama, mengingat Singapura merupakan pangkalan militer utama pihak sekutu.

Pada 8 Desember 1941, Jepang mendarat di Kota Bharu, Kelantan. Dua hari kemudian, pasukan singapura menenggelamkan kapal perang terbaik milik inggris untuk melindungi daerahnya. Kapal perang tersebut antara lain HMS Prince of Wales dan HMS Repulse.

31 Januari 1942, Jepang sudah berhasil menyingkirkan tentara Inggris dan menguasai keseluruhan Tanah Melayu. Jepang pun bersiap menyerang Singapura.

15 Februari 1942, Letnan-Jendral Arthur Ernest Percival dan pasukan Inggris menyerah kalah kepada Jendral Yamashita Tomoyuki dan Singapura pun jatuh ke tangan Jepang.

Dengan jatuhnya Singapura ke tangan Jepang, kurang lebih 130.000 tentara India, Australia, dan Inggris, menjadi tahanan Jepang. Singapura kemudian dinamakan dalam bahasa Jepang, yakni Syonan-to 'cahaya selatan'.

Pemerintahan Sendiri

Singapura dikembalikan kepada Inggris pada Perang Dunia II. Lem Yew Hock, ketua menteri Singapura setelah David Marshall, akhirnya berhasil mengambil tindakan tegas kepada ketua-ketua kesatuan sekerja dan anggota-anggota prokomunis yang membuat Inggris akhirnya setuju memberikan pemerintahan sendiri kepada Singapura pada 1959.

Persekutuan Malaysia (1963-1965)

16 September 1963, Inggris menyerahkan Singapura untuk bergabung dengan Tanah Melayu agar Federasi Malaysia dapat dibentuk. Singapura berbentuk kesatuan dengan persekutuan Malaysia.

Pada 7 Agustus 1965, Tengku Abdul Rahman Putra membuang Singapura dari Malaysia karena adanya konflik antara UMNO (partai berkuasa di Malaysia) dengan PAP (partai asli rakyat Singapura). PAP pimpinan Lee Kuan Yew sering menyerukan ketidakpuasan mengenai keistimewaan para pribumi.

Republik Singapura (1965-Sekarang)

Pada 9 Agustus 1965, Singapura merdeka dan berdiri sendiri sebagai negara Republik. Setelah keluar dari Malaysia, Singapura mulai membangun negaranya di pimpin oleh Lee Kuan Yew yang berhasil membawa Singapura lebih maju dari segi fasilitas. Saat itu pun, Singapura muncul sebagai penguasa perdagangan dunia.

Sumber 1
Sumber 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topi dan Kaos Custom

Entri Populer