Banyak cara mengetahui kondisi mesin. Salah satunya adalah dari hasil pembakaran yang terjadi di kepala busi. Cermati lebih lanjut agar langkah preventif dapat dilakukan.
Busi, si mungil ini memiliki peranan penting dalam proses pembakaran pada kendaraan, jika pembakarannya sempurna maka tenaga motor kita pun akan relatif besar. Busi yang baik mampu bekerja dalam suhu 4000C dalam tekanan 100 bar. Meski keawetan busi utamanya ditentukan setting mesin yang mencakup sistem pengapian dan campuran bahan bakar, namun saat penggantian busi bisa dilihat pula bagaimana kondisi mesin sesugguhnya.
Berikut ini adalah beberapa keadaan busi pada motor beserta penyebabnya:
1. Normal
1. Normal
Kondisi ini bisa dilihat pada warna dari ujung/elektroda busi, elektroda pada busi yang pembakarannya normal biasanya berwarna abu-abu terang atau coklat kemerahan. Dalam hal ini kondisi mesin, setting mesin, waktu pengapian dan tIpe busi dalam keadaan prima dan sesuai dengan keadaan pabrik.
2. Banyak Terdapat Abu Berwarna Hitam
Pada ujung insulator, elektroda dan busi tertutup abu sisa pembakaran yang kering tapi lembut.
Penyebab: Setelan angin tidak pas, campuran bensin terlalu boros, saringan udara tersumbat, cuk macet, tipe busi yang dipakai terlalu panas, tegangan koil pengapian kurang, dan juga dapat disebabkan karena rendahnya kompresi.
Akibatnya: Asap knalpot hitam (seperti mesin solar), bensin jadi terasa boros, susah start waktu mesin dingin (biasanya terjadi pagi hari)
Solusi: Periksa setelan angin, posisi jarum skep, seluruh saluran angin di karburator, ganti busi yang sesuai, periksa cuk, bersihkan saringan udara.
3. Arang Hitam Basah
Ujung insulator, elektroda dan busi tertutup lapisan oli warna hitam agak basah.
Penyebab: Oli naik ke ruang bakar, tekanan oli terlalu tinggi, permukaan silinder oblak, katup dan bos katup aus, jumlah oli mesin melebihi kapasitas, campuran oli samping dan bensin tidak pas (untuk 2 tak), tekanan udara di bak oli terlalu tinggi.
Akibatnya: Pembakaran tidak sempurna, busi cepat mati, mesin susah hidup, bensin boros dan tenaga mesin loyo.
Solusi: Harus turun mesin, periksa seal klepnya, seher beserta ringnya, periksa campuran bahan bakar dan oli (untuk 2 tak), ganti busi baru, periksa selang pernapasan blok oli.
4. Lapisan Kuning Basah
Ujung insulator menunjukkan warna kuning agak coklat muda, kadang muncul warna hijau rada basah.
Penyebab: Bensin dan oli tercemar bahan lain seperti air atau pemakaian fuel additif yang nggak cocok.
Akibat: Mesin tersendat dan lambat berakselerasi. Kondisi busi seperti ini menyebabkan misfiring (knalpot meledak-ledak karena bahan bakar tidak terbakar habis).
Solusi: Setting kembali campuran bahan bakar, ganti additif dan busi baru. Pemakaian busi lama yang dibersihkan tidak disarankan, karena biasanya masih banyak terdapat arang di sela busi.
5. Kerak Berlebihan
Kerak berwarna putih mengeras lalu bertumpuk di insulator dan elektrode. Bentuk elektrode berubah. Sekeliling inslutor warna kehitaman.
Penyebab: Naiknya serbuk besi hasil pergesekan yang dibawa oli ke ruang bakar, adanya benda-benda asing berukuran kecil yang masuk ruang bakar.
Akibat: Suara mesin agak kasar, silinder tergores, oli cepat kotor.
Solusi: Setel kembali mesin, ganti busi, kuras dan ganti baru seluruh oli mesin. Saat pergantian busi, lubang busi dan katup gas karburator harus tertutup agar terlindung dari masukya kotoran kedalam slinder.
6. Mesin Panas
Kondisi mesin overheated ditandai dengan makin menipisnya insulator dan elektrode massa, ada bintik-bintik kecil dan membentuk “bunga” karang kecil berwarna putih abu-abu.
Penyebab: Waktu pengapian terlalu maju (voor), distributor aus, pasokan bahan bakar terlalu pelit dan pemakaian busi tidak tepat(busi panas), nilai oktan bahan bakar terlalu tinggi serta mesin pendingin tidak berfungsi secara sempurna.
Akibat: Mesin ngelitik, tenaga mesin berkurang. Bila dibiarkan mesin bisa jebol.
Solusi: Cek kembali sistem dan waktu pengapian berikut campuran bahan bakar, ganti busi baru sesuai dengan rekomendasi pabrik, perbaiki sistem pendinginan.
NB: Jangan menggunakan minyak tanah untuk membersihkan ruangan mesin terutama bak oli, bila terpaksa harus menggunakan minyak tanah, keringkan dulu sebelum dipasang.
7. Mesin Panas Berlebihan
7. Mesin Panas Berlebihan
Hal ini biasanya terjadi pada kendaraan yang memiliki lebih dari satu slinder. Awalnya, hidung insulator meleleh. Kondisi yang sama selanjutnya terjadi pada elektroda massa.Ujung insulator dan elektroda massa melebur akhirnya menyatu, berwarna hitam keabuan, bercampur dengan deposit lain yang berada di ruang bakar.
Penyebab: Adanya pengapian awal karena berpijarnya arang dalam ruang bakar, bagian tertentu dari ruang bakar mengalami panas berlebihan, pengapian silang karena induksi antara kabel busi serta tipe busi yang digunakan terlalu panas.Yang lain, mesin kadang dipaksa bekerja lebih berat.
Akibat: Mesin ngelitik dan pincang, mesin sulit mati, tenaga cepat drop.
Solusi: Sama dengan point 6, ditambah ruang mesin harus dibersihkan dari deposit arang.
8. Deposit Electrode Berlebihan
Insultor dan elektroda massa ditempeli jaket deposit warna coklat muda. Hidung insulator menipis.
Penyebab: Pemakaian additif oli dan bensin yang tidak cocok, aliran campuran bahan bakar dari lubang venturi ke ruang bakar lemah dan ‘pelit’, tegangan koil terlalu tinggi.
Akibat: Mesin agak 'ngempos', gejala 'nembak' karena celah elektroda busi mesin makin jauh (aus akibat tegangan tinggi), sulit hidup saat mesin dingin.
Solusi: Ganti busi baru, cek daun skep karburator dan bersihkan lubang venturi, tukar additif dengan merk yang cocok, periksa tegangan yang masuk ke koil, ganti koil sesuai tipe busi.
9. Pembungkus Insulator Pecah
Pembungkus insulator (Insulator nuse) pecah karena desakan tekanan di ruang bakar sangat tinggi. Dalam kasus lebih ekstrim, pembentukan arang bisa terjadi antara insulator dan bagian tengah elektroda.
Penyebab: Kasus PCV (pernapasan antara tutup kepala silinder dan saluran isap) tersumbat, campuran terlalu miskin, waktu pengapian terlalu maju dan nilai oktan bensin terlalu rendah.
Akibat: Mesin menembak disertai detonasi berlebihan.
Solusi: Stel karburator, pengapian dan perbaiki nilai oktan bensin, bersihkan saluran PCV.
Penyebab: Adanya pengapian awal karena berpijarnya arang dalam ruang bakar, bagian tertentu dari ruang bakar mengalami panas berlebihan, pengapian silang karena induksi antara kabel busi serta tipe busi yang digunakan terlalu panas.Yang lain, mesin kadang dipaksa bekerja lebih berat.
Akibat: Mesin ngelitik dan pincang, mesin sulit mati, tenaga cepat drop.
Solusi: Sama dengan point 6, ditambah ruang mesin harus dibersihkan dari deposit arang.
8. Deposit Electrode Berlebihan
Insultor dan elektroda massa ditempeli jaket deposit warna coklat muda. Hidung insulator menipis.
Penyebab: Pemakaian additif oli dan bensin yang tidak cocok, aliran campuran bahan bakar dari lubang venturi ke ruang bakar lemah dan ‘pelit’, tegangan koil terlalu tinggi.
Akibat: Mesin agak 'ngempos', gejala 'nembak' karena celah elektroda busi mesin makin jauh (aus akibat tegangan tinggi), sulit hidup saat mesin dingin.
Solusi: Ganti busi baru, cek daun skep karburator dan bersihkan lubang venturi, tukar additif dengan merk yang cocok, periksa tegangan yang masuk ke koil, ganti koil sesuai tipe busi.
9. Pembungkus Insulator Pecah
Pembungkus insulator (Insulator nuse) pecah karena desakan tekanan di ruang bakar sangat tinggi. Dalam kasus lebih ekstrim, pembentukan arang bisa terjadi antara insulator dan bagian tengah elektroda.
Penyebab: Kasus PCV (pernapasan antara tutup kepala silinder dan saluran isap) tersumbat, campuran terlalu miskin, waktu pengapian terlalu maju dan nilai oktan bensin terlalu rendah.
Akibat: Mesin menembak disertai detonasi berlebihan.
Solusi: Stel karburator, pengapian dan perbaiki nilai oktan bensin, bersihkan saluran PCV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar