Jika Anda merasa tak puas dengan hubungan bersama seorang teman atau pasangan, ada trik menarik untuk diterapkan. Anda bisa mengucapkan terima kasih kepadanya. Tapi, apa alasannya? Sebuah studi menunjukkan, dengan ucapan terimakasih yang sederhana dapat meningkatkan penghargaan terhadap hubungan tersebut.
Hasil riset menunjukan, mengucapkan terima kasih, tak hanya membantu orang yang menerima ucapan itu, namun juga yang mengucapkannya. Ucapan itu juga mampu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dalam bersikap saat menjalani sebuah hubungan sosial. Ekpresi wajah saat mengucapkan terima kasih menggambarkan Anda menjadi seorang yang bertanggung jawab terhadap orang-orang disekitar anda.
Meski riset terdahulu menyimpulkan ekspresi saat mengucapkan terima kasih menghadirkan kepuasan dalam sebuah hubungan sosial, riset paling anyar yang dipublikasi secara online dalam Psychological Science mencatat, ekspresi saat mengucapkan terima kasih tidak hanya menghadirkan kepuasan dalam sebuah hubungan melainkan kekuatan komunal di dalamnya, sebuah tingkatan tanggung jawab yang mencakup orang-orang di sekitar dan lingkungan.
Pemimpin riset, Nathaniel Lambert dari Florida State University, Tallahassee menyatakan hasil riset begitu logis. “Ketika Anda mengekspresikan ucapan terima kasih, Anda terfokus pada hal baik yang telah dilakukan untuk Anda. Hal ini membuat Anda berpikir positif dan membantu Anda untuk fokus pada jalan yang benar,” katanya kepada Healthday, akhir pekan lalu.
Sebelumnya, Lambert dan kolega meriset ulang melalui tiga riset berbeda tentang mengekspresikan ucapan terima kasih membantu seseorang memperkuat hubungannya dengan orang lain.
Di riset pertama, 137 mahasiswa mengikuti rangkaian survey bagaimana mereka mengekpresikan terima kasih kepada teman atau kerabatnya. Hasil survey menunjukan, ucapan terima kasih berhubungan dengan persepsi seorang yang begitu kental dengan ikatan komunalnya.
Pada riset kedua, 218 mahasiswa yang ditanyai melalui sebuah survei mengaku mengalami perubahan persespsi saat berinteraksi sosial dengan orang-orang terdekat dan lingkungan sekitarnya.
Memasuki riset ketiga, Lambert dan kolega melibatkan 75 laki-laki dan perempuan yang kemudian secara acak diharuskan memilih satu dari empat kelompok yang ada dan mengikuti aktivitas kelompok yang dipilih lebih dari tiga minggu.
Kelompok pertama diharuskan mengucapkan terima kasih kepada teman. Kemudian di kelompok kedua, individu harus bercerita tentang teman-teman mereka. Kelompok ketiga, bercerita tentang aktivitas keseharian dan kelompok keempat berbicara tentang sisi positif berinteraksi dengan teman.
Dari empat kelompok tadi, kelompok pertama cenderung menghargai sebuah bentuk hubungan sosial ketimbang kelompok lain. “Seseorang yang mengucapkan terima kasih begitu terbuka pada hubungan sosial, lebih komunal, mau berkorban dan membantu individu lain,” kata Lambert.
Ia juga melihat individu yang gemar mengucapkan terima kasih nantinya mengharapkan individu lain juga melakukan hal serupa. “Dalam hubungan kemasyarakatan sekarang ini, sebagian individu tidak melihat apa yang dilakukan untuk mereka. Itu hanyalah krikil kecil tentang ucapan terima kasih. Hal itu berpotensi merubaharah peluru negatif menuju kepada pandangan positif di sebuah hubungan,” katanya.
Secara terpisah, Pakar Psikolog dari University of Califormia Davis, Robert Emmons dalam bukunya berjudul Thanks!: How the New Science of Gratitude Can Make You Happier menyatakan ucapan terimakasih dapat merajut dan mengikat orang-orang ke dalam hubungan timbal balik. “Tantangan terbesar riset adalah laki-laki lebih sulit mengucapkan terima kasih,” singkatnya. “Ketika seseorang tidak merasakanya, riset secara kuat menunjukan mengucapkan terima kasih akan membimbing individu pada keterikatan secara emosi,” tuturnya.
Meski riset terdahulu menyimpulkan ekspresi saat mengucapkan terima kasih menghadirkan kepuasan dalam sebuah hubungan sosial, riset paling anyar yang dipublikasi secara online dalam Psychological Science mencatat, ekspresi saat mengucapkan terima kasih tidak hanya menghadirkan kepuasan dalam sebuah hubungan melainkan kekuatan komunal di dalamnya, sebuah tingkatan tanggung jawab yang mencakup orang-orang di sekitar dan lingkungan.
Pemimpin riset, Nathaniel Lambert dari Florida State University, Tallahassee menyatakan hasil riset begitu logis. “Ketika Anda mengekspresikan ucapan terima kasih, Anda terfokus pada hal baik yang telah dilakukan untuk Anda. Hal ini membuat Anda berpikir positif dan membantu Anda untuk fokus pada jalan yang benar,” katanya kepada Healthday, akhir pekan lalu.
Sebelumnya, Lambert dan kolega meriset ulang melalui tiga riset berbeda tentang mengekspresikan ucapan terima kasih membantu seseorang memperkuat hubungannya dengan orang lain.
Di riset pertama, 137 mahasiswa mengikuti rangkaian survey bagaimana mereka mengekpresikan terima kasih kepada teman atau kerabatnya. Hasil survey menunjukan, ucapan terima kasih berhubungan dengan persepsi seorang yang begitu kental dengan ikatan komunalnya.
Pada riset kedua, 218 mahasiswa yang ditanyai melalui sebuah survei mengaku mengalami perubahan persespsi saat berinteraksi sosial dengan orang-orang terdekat dan lingkungan sekitarnya.
Memasuki riset ketiga, Lambert dan kolega melibatkan 75 laki-laki dan perempuan yang kemudian secara acak diharuskan memilih satu dari empat kelompok yang ada dan mengikuti aktivitas kelompok yang dipilih lebih dari tiga minggu.
Kelompok pertama diharuskan mengucapkan terima kasih kepada teman. Kemudian di kelompok kedua, individu harus bercerita tentang teman-teman mereka. Kelompok ketiga, bercerita tentang aktivitas keseharian dan kelompok keempat berbicara tentang sisi positif berinteraksi dengan teman.
Dari empat kelompok tadi, kelompok pertama cenderung menghargai sebuah bentuk hubungan sosial ketimbang kelompok lain. “Seseorang yang mengucapkan terima kasih begitu terbuka pada hubungan sosial, lebih komunal, mau berkorban dan membantu individu lain,” kata Lambert.
Ia juga melihat individu yang gemar mengucapkan terima kasih nantinya mengharapkan individu lain juga melakukan hal serupa. “Dalam hubungan kemasyarakatan sekarang ini, sebagian individu tidak melihat apa yang dilakukan untuk mereka. Itu hanyalah krikil kecil tentang ucapan terima kasih. Hal itu berpotensi merubaharah peluru negatif menuju kepada pandangan positif di sebuah hubungan,” katanya.
Secara terpisah, Pakar Psikolog dari University of Califormia Davis, Robert Emmons dalam bukunya berjudul Thanks!: How the New Science of Gratitude Can Make You Happier menyatakan ucapan terimakasih dapat merajut dan mengikat orang-orang ke dalam hubungan timbal balik. “Tantangan terbesar riset adalah laki-laki lebih sulit mengucapkan terima kasih,” singkatnya. “Ketika seseorang tidak merasakanya, riset secara kuat menunjukan mengucapkan terima kasih akan membimbing individu pada keterikatan secara emosi,” tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar