“Ngabuburit yuk, sekalian cari ta’jil!”
Mungkin kalimat yang senada sering kita dengar saat bulan puasa. Ta’jil merupakan persepsi kebanyakan orang Indonesia sebagai hidangan atau makanan dalam istilah Islam saat puasa Ramadhan.
Hal yang patut kita cermati, ketika kita tidak mengerti arti ta’jil lalu sekonyong-konyong melontarkan kalimat senada seperti yang di atas. Padahal, ta’jil merupakan bahasa Arab yang berarti “menyegerakan”. Menyegerakan yang dimaksud di sini adalah menyegerakan untuk berbuka puasa. Jadi sangat lucu ketika kita mengucap “Ngabuburit yuk, sekalian cari ta’jil!”.
Salah kaprah mengenai ta’jil ini berkembang luas di Indonesia. Yang tanpa perlu lagi mengetahui hakekat ta’jil itu sendiri. Banyak yang mengira, ta’jil merupakan jajanan yang dijual ataupun makanan yang disuguhkan ketika berbuka puasa. Karena pada hakekatnya ta’jil (menyegerakan) merupakan anjuran Rasulullah kepada kita. Menurut riwayat Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah Radliyallaahu ’anhu bahwa Nabi Shallallaahu ’alaihi wa Sallam bersabda: "Allah ’Azza wa Jalla berfirman: Hamba-hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang paling menyegerakan berbuka."
Jadi jangan sampai kita salah kaprah mengira bahwa ta’jil itu adalah makanan berbuka puasa. Tetapi ta’jil adalah “menyegerakan” untuk berbuka puasa. Dengan begitu kita tidak lagi mencari atau membeli "menyegerakan" untuk berbuka puasa.
Tapi apa mau dikata, masyarakat Indonesia memang suka memelihara hal-hal yang serba salah kaprah. Ta'jil itu ya hidangan buat berbuka puasa. Haha!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar